Pages

Rabu, 04 Januari 2012

FILSAFAT MASYARAKAT PESISIR PANTAI UTARA JAWA

Sebuah fenomena alam yang sudah menjadi ciri khas daerah pantai adalah masyarakat yang cenderung keras dengan baik dalam intonasi suara maupun karakter. Pantai utara jawa memiliki ciri laut dengan gelombang yang landai sehingga sangat tepat menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal yang menghasilkan ikan.

Dengan potensi tersebut maka daerah pantai utara jawa dalam hal ini adalah pantai utara Jawa Tegah menjadi penghasil ikan yang besar dan mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah neyalan. Masyarakat pantai telah terbiasa hidup di laut untuk beberapa hari bahwa beberapa bulan demi mencari penghidupan keluarga yang di rumah.

Tak sedikit dari mereka yang mengalami nasib yang kurang baik yaitu terkena musibah di laut saat ombak besar menghadang dan menenggelamkan perahu mereka. Ada juga yang terkena mausibah saat bekerja yaitu terkena alat-alat yang membahayakan keselamatan jiwa. Terkadang ada yang pulang ke rumah hanya tinggal namanya saja karena musibah yang menimpanya di laut saat berlayar.

Pola pikir bahwa semua masyarakat di daerah pantai cuma mampu bekerja sebagai nelayan adalah menjadi pola pikir yang turun temurun sudah ada sejak dulu sehingga kurang ada motivasi dari masyarakat untuk menjadi lebih maju. Menurut mereka pendidikan tidak cukup penting dalam menentukan masa depan mereka karena toh akhir-akhirnya akan menjadi nelayan. Dengan anggapan seperti itu maka pendidikan masyarakat di sanapun akhirnya di abaikan. Orang tua enggan untuk membiayai sekolah anak-anak mereka dan anak-anakpun tidak ada motivasi untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada usia mereka saat tingkat SD, anak-anak telah dikenalkan dengan kehidupan nelayan khususnya anak laki-laki. Mereka kadang diajak ikut mengerjakan pekerjaan ayah mereka mulai dari persiapan sebelum ke laut ataupun sesudah pulang dari laut. Dengan kebiasaan itu maka anak-anak sudah mampu mengerjakan pekerjaan yang ada pada seorang nelayan. Mereka juga tidak segan-segan diberi uang oleh ayah bahkan pemilik perahu dengan jumlah yang lumayan sehingga mereka merasa puas dengan uang yang didapat. Hal tersebut semakin membuat motivasi anak-anak untuk belajar menjadi berkurang karena mereka sudah merasa mampu menghasilkan uang dan untuk apa menuntut ilmu yang tinggi.

Melihat fenomena itu sangatlah memprihatinkan karena masa depan mereka termakan mitos yaitu tidak ada semangat untuk belajar dan cukup puas sampai hasil yang diperoleh padahal hanya sesaat saja. Pola pikir mereka belum melihat ke arah yang lebih jauh karena pandangan hidup mereka hanya melihat sampai jangka pendek kehidupan.

Oleh karena itu salah satu yang mampu membawa perbaikan bagi kehidupan mereka adalah membangun cakrawala mereka pada kehidupan yang lebih luas. Semoga kehidupan semakin lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 04 Januari 2012

FILSAFAT MASYARAKAT PESISIR PANTAI UTARA JAWA

Sebuah fenomena alam yang sudah menjadi ciri khas daerah pantai adalah masyarakat yang cenderung keras dengan baik dalam intonasi suara maupun karakter. Pantai utara jawa memiliki ciri laut dengan gelombang yang landai sehingga sangat tepat menjadi tempat berlabuhnya kapal-kapal yang menghasilkan ikan.

Dengan potensi tersebut maka daerah pantai utara jawa dalam hal ini adalah pantai utara Jawa Tegah menjadi penghasil ikan yang besar dan mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah neyalan. Masyarakat pantai telah terbiasa hidup di laut untuk beberapa hari bahwa beberapa bulan demi mencari penghidupan keluarga yang di rumah.

Tak sedikit dari mereka yang mengalami nasib yang kurang baik yaitu terkena musibah di laut saat ombak besar menghadang dan menenggelamkan perahu mereka. Ada juga yang terkena mausibah saat bekerja yaitu terkena alat-alat yang membahayakan keselamatan jiwa. Terkadang ada yang pulang ke rumah hanya tinggal namanya saja karena musibah yang menimpanya di laut saat berlayar.

Pola pikir bahwa semua masyarakat di daerah pantai cuma mampu bekerja sebagai nelayan adalah menjadi pola pikir yang turun temurun sudah ada sejak dulu sehingga kurang ada motivasi dari masyarakat untuk menjadi lebih maju. Menurut mereka pendidikan tidak cukup penting dalam menentukan masa depan mereka karena toh akhir-akhirnya akan menjadi nelayan. Dengan anggapan seperti itu maka pendidikan masyarakat di sanapun akhirnya di abaikan. Orang tua enggan untuk membiayai sekolah anak-anak mereka dan anak-anakpun tidak ada motivasi untuk meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pada usia mereka saat tingkat SD, anak-anak telah dikenalkan dengan kehidupan nelayan khususnya anak laki-laki. Mereka kadang diajak ikut mengerjakan pekerjaan ayah mereka mulai dari persiapan sebelum ke laut ataupun sesudah pulang dari laut. Dengan kebiasaan itu maka anak-anak sudah mampu mengerjakan pekerjaan yang ada pada seorang nelayan. Mereka juga tidak segan-segan diberi uang oleh ayah bahkan pemilik perahu dengan jumlah yang lumayan sehingga mereka merasa puas dengan uang yang didapat. Hal tersebut semakin membuat motivasi anak-anak untuk belajar menjadi berkurang karena mereka sudah merasa mampu menghasilkan uang dan untuk apa menuntut ilmu yang tinggi.

Melihat fenomena itu sangatlah memprihatinkan karena masa depan mereka termakan mitos yaitu tidak ada semangat untuk belajar dan cukup puas sampai hasil yang diperoleh padahal hanya sesaat saja. Pola pikir mereka belum melihat ke arah yang lebih jauh karena pandangan hidup mereka hanya melihat sampai jangka pendek kehidupan.

Oleh karena itu salah satu yang mampu membawa perbaikan bagi kehidupan mereka adalah membangun cakrawala mereka pada kehidupan yang lebih luas. Semoga kehidupan semakin lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar