Pages

Minggu, 23 Oktober 2011

Forum Tanya Jawab 22: Tak Kusadari Bahwa Ternyata Aku Bisa Terbang

Assalamu’alaikum,

Aku memang manusia biasa yang kodratnya tidak mempunyai sayap seperti burung sehingga dia bias terbang kemanapun. Tapi tidak hanya dalam pandangan lahiriah makna bias terbang ini dapat diartikan. Dalam pandangan filsafat maka aku bisa terbang seperti burung, bahkan melebihinya. Manusia yang berpandangan picik dan parsial akan terperangkap di dalam ruang dan waktunya karena dia tidak bisa melepaskan diri dari raganya, tetapi bagi pikiran manusia maka tiadalah yang dapat membatasi akal pikiran seorang manusia, dia bisa kemana saja yang dia mampu untuk memikirkannya
sehingga apabila kita ingin untuk bisa terbang seperti burung, maka hal yang paling mungkin bisa dilakukan oleh semua orang adalah membebaskan akal pikirannya dari semua yang membelenggunya, yang membuat terkungkung dan stagnan.
Kita tahu penulis terkenal Pramodya Anantatur yang selama hidupnya hampir dihabiskannya di dalam belenggu jeruji besi, tetapi raga yang terbatasi tidak membuat pikirannya juga ikut terbatasi. Dari sanalah dia banyak berpikir dan mampu menciptakan karya-karya yang luar biasa yang belum tentu dapat dihasilkan oleh orang-orang yang hidup bebas diluar jeruji besi. Pikirannya mampu terbang kemanapun untuk menjemput inspirasi yang membangun dunia. Selama ini tak kusadari bahwa ternyata aku bisa terbang seperti burung, dan sekarang aku menyadarinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 23 Oktober 2011

Forum Tanya Jawab 22: Tak Kusadari Bahwa Ternyata Aku Bisa Terbang

Assalamu’alaikum,

Aku memang manusia biasa yang kodratnya tidak mempunyai sayap seperti burung sehingga dia bias terbang kemanapun. Tapi tidak hanya dalam pandangan lahiriah makna bias terbang ini dapat diartikan. Dalam pandangan filsafat maka aku bisa terbang seperti burung, bahkan melebihinya. Manusia yang berpandangan picik dan parsial akan terperangkap di dalam ruang dan waktunya karena dia tidak bisa melepaskan diri dari raganya, tetapi bagi pikiran manusia maka tiadalah yang dapat membatasi akal pikiran seorang manusia, dia bisa kemana saja yang dia mampu untuk memikirkannya
sehingga apabila kita ingin untuk bisa terbang seperti burung, maka hal yang paling mungkin bisa dilakukan oleh semua orang adalah membebaskan akal pikirannya dari semua yang membelenggunya, yang membuat terkungkung dan stagnan.
Kita tahu penulis terkenal Pramodya Anantatur yang selama hidupnya hampir dihabiskannya di dalam belenggu jeruji besi, tetapi raga yang terbatasi tidak membuat pikirannya juga ikut terbatasi. Dari sanalah dia banyak berpikir dan mampu menciptakan karya-karya yang luar biasa yang belum tentu dapat dihasilkan oleh orang-orang yang hidup bebas diluar jeruji besi. Pikirannya mampu terbang kemanapun untuk menjemput inspirasi yang membangun dunia. Selama ini tak kusadari bahwa ternyata aku bisa terbang seperti burung, dan sekarang aku menyadarinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar