Pages

Kamis, 24 November 2011

Relefansi Pemikiran Filsuf Yunani Terhadap Ilmu Pengetahuan Modern (difokuskan pada pemikiran Aristoteles)

Sejarah Filsafat Yunani menjadi bahan ajar yang paling mendasar bagi pembelajar filsafat. Dalam Sejarah Filsafat Yunani akan kita temui nama-nama filsuf terdahulu dari Thales sampai Aristoteles, yang kesemuanya mempunyai corak pemikiran tersendiri yang khas dan berbeda satu sama lain. Sejarah Filsafat Yunani memberikan informasi tentang bagaimana orang-orang Yunani yang jauh berabad-abad sebelum masehi sudah mempunyai budaya yang sarat dengan pengetahuan, ilmu pengetahuan dan pemikiran. Para filsuf Yunani telah mencoba memikirkan proses terciptanya alam semesta dan semua hal yang terkait didalam dan diluarnya secara kritis, radikal dan komprehensif. Mereka adalah orang-orang pertama yang mengenalkan apa itu filsafat, dan pemikiran besar mereka menjadi dasar bagi pemikiran-pemikiran di abad-abad selanjutnya.

Aristoteles adalah salah satu filsuf besar Yunani yang pemikirannya dipakai hingga saat ini. Beberapa bidang yang dikaji oleh Aristoteles diantaranya metafisika, etika, politik, logika dan fisika. Dalam karyanya yang berjudul Politics Aristoteles menjelaskan tentang Negara dan Hukum. Menurut Aristoteles, orang yang mendirikan Negara adalah dermawan yang besar; sebab tanpa adanya hukum maka manusia adalah binatang yang paling ganas, sementara keberadaan hukum tergantung pada Negara. Negara bukanlah masyarakat yang tujuannya sekedar pertukaran dan pencegah kejahatan:1 “Tujuan Negara adalah kehidupan yang baik, … Dan Negara adalah persatuan keluarga-keluarga dan desa-desa dalam kehidupan yang sempurna dan berswasembada, yang dengan itu kita menghendaki kehidupan yang berbahagia dan terhormat.”(1280b). “Suatu masyarakat politik eksis demi terciptanya tindakan-tindakan yang bermartabat, dan bukan sekedar persahabatan.” (1281a).

Argumen Aristoteles tentang Negara sangat relevan dengan kondisi saat ini. “Negara tersusun dari pelbagai rumahtangga, setiap rumahtangga terdiri dari satu keluarga, dan telaah tentang politik sudah semestinya berawal dari pembahasan tentang keluarga.”(Russell 1946). Dalam bukunya History of Western Philosophy Bertrand Russel juga menjelaskan tentang argumen Aristoteles mengenai konsep Negara. Pemikiran Aristoteles telah terwariskan hingga saat ini melalu perpanjangan tangan para filsuf lain. Mereka yang ingin mendalami ilmu Negara dan ilmu politik sudah dapat dipastikan, akan terlebih dahulu mempelajari pemikiran Aristoteles.

Selain tentang Negara dan politik, Aristoteles juga sangat berjasa besar tentang logika. “Karya terpenting Aristoteles dalam bidang logika adalah ajarannya tentang silogisme. Silogisme adalah sebuah argumen yang terdiri dari tiga bagian, yakni premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.”(Russell 1946). Logika Aristoteles berisi kaidah-kaidah berpikir lurus, tepat, dan logis. Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica, yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 24 November 2011

Relefansi Pemikiran Filsuf Yunani Terhadap Ilmu Pengetahuan Modern (difokuskan pada pemikiran Aristoteles)

Sejarah Filsafat Yunani menjadi bahan ajar yang paling mendasar bagi pembelajar filsafat. Dalam Sejarah Filsafat Yunani akan kita temui nama-nama filsuf terdahulu dari Thales sampai Aristoteles, yang kesemuanya mempunyai corak pemikiran tersendiri yang khas dan berbeda satu sama lain. Sejarah Filsafat Yunani memberikan informasi tentang bagaimana orang-orang Yunani yang jauh berabad-abad sebelum masehi sudah mempunyai budaya yang sarat dengan pengetahuan, ilmu pengetahuan dan pemikiran. Para filsuf Yunani telah mencoba memikirkan proses terciptanya alam semesta dan semua hal yang terkait didalam dan diluarnya secara kritis, radikal dan komprehensif. Mereka adalah orang-orang pertama yang mengenalkan apa itu filsafat, dan pemikiran besar mereka menjadi dasar bagi pemikiran-pemikiran di abad-abad selanjutnya.

Aristoteles adalah salah satu filsuf besar Yunani yang pemikirannya dipakai hingga saat ini. Beberapa bidang yang dikaji oleh Aristoteles diantaranya metafisika, etika, politik, logika dan fisika. Dalam karyanya yang berjudul Politics Aristoteles menjelaskan tentang Negara dan Hukum. Menurut Aristoteles, orang yang mendirikan Negara adalah dermawan yang besar; sebab tanpa adanya hukum maka manusia adalah binatang yang paling ganas, sementara keberadaan hukum tergantung pada Negara. Negara bukanlah masyarakat yang tujuannya sekedar pertukaran dan pencegah kejahatan:1 “Tujuan Negara adalah kehidupan yang baik, … Dan Negara adalah persatuan keluarga-keluarga dan desa-desa dalam kehidupan yang sempurna dan berswasembada, yang dengan itu kita menghendaki kehidupan yang berbahagia dan terhormat.”(1280b). “Suatu masyarakat politik eksis demi terciptanya tindakan-tindakan yang bermartabat, dan bukan sekedar persahabatan.” (1281a).

Argumen Aristoteles tentang Negara sangat relevan dengan kondisi saat ini. “Negara tersusun dari pelbagai rumahtangga, setiap rumahtangga terdiri dari satu keluarga, dan telaah tentang politik sudah semestinya berawal dari pembahasan tentang keluarga.”(Russell 1946). Dalam bukunya History of Western Philosophy Bertrand Russel juga menjelaskan tentang argumen Aristoteles mengenai konsep Negara. Pemikiran Aristoteles telah terwariskan hingga saat ini melalu perpanjangan tangan para filsuf lain. Mereka yang ingin mendalami ilmu Negara dan ilmu politik sudah dapat dipastikan, akan terlebih dahulu mempelajari pemikiran Aristoteles.

Selain tentang Negara dan politik, Aristoteles juga sangat berjasa besar tentang logika. “Karya terpenting Aristoteles dalam bidang logika adalah ajarannya tentang silogisme. Silogisme adalah sebuah argumen yang terdiri dari tiga bagian, yakni premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.”(Russell 1946). Logika Aristoteles berisi kaidah-kaidah berpikir lurus, tepat, dan logis. Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica, yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar