Pages

Rabu, 07 Desember 2011

Elegi Permintaan Si Murid Cerdas Kepada Guru Matematika

Elegi tersebut menggambarkan betapa rindu seorang siswa terhadap sosok seorang guru yang benar-benar memfasilitasi siswa untuk belajar. Paradigma yang harus dibangun sekarang adalah bagaimana siswa dapat belajar dengan keikhlasan dan kesadaran , bukan bagaimana guru mengajar. Banyak sekali kerinduan siswa akan suasana belajar yang sesuai impian dan harapannya yaitu seperti belajar waktu mereka masih kecil. Pada usia yang baru memasuki pendidikan TK atau awala SD, siswa sangat terlihat antusias dan semangatnya dalam belajar dan menggali potensi yang dimiliki. Mereka tidak takut untuk bertindak sesuai apa yang dikehendakinya, mengembangkan pikirannya untuk melakukan hal-hal baru dalam hidupnya. Dengan suka cita mereka belajar dengan didampingi seorang guru yang senantiasa sabar menghadapi tingkah laku siswa. Tapi seiring berjalannya waktu, siswa mulai menginjak masa SD kelas 5, 6, SMP maupun SMA, semua kemampuan yang dimiliki saat kecil tidak lagi Nampak. Yang ada sekarang adalah ketidaktertarikan belajar dan ketidakberanian siswa untuk menyampaikan pendapat. Siswa merasa tidak ada gunanya belajar matematika karena dalam kehidupan ini tidak digunakan. Melihat persoalan tersebut maka kita tahu bahwa siswa sangat mempunyai harapan yang besar terhadap pembelajaran yang bias membangun diri mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 07 Desember 2011

Elegi Permintaan Si Murid Cerdas Kepada Guru Matematika

Elegi tersebut menggambarkan betapa rindu seorang siswa terhadap sosok seorang guru yang benar-benar memfasilitasi siswa untuk belajar. Paradigma yang harus dibangun sekarang adalah bagaimana siswa dapat belajar dengan keikhlasan dan kesadaran , bukan bagaimana guru mengajar. Banyak sekali kerinduan siswa akan suasana belajar yang sesuai impian dan harapannya yaitu seperti belajar waktu mereka masih kecil. Pada usia yang baru memasuki pendidikan TK atau awala SD, siswa sangat terlihat antusias dan semangatnya dalam belajar dan menggali potensi yang dimiliki. Mereka tidak takut untuk bertindak sesuai apa yang dikehendakinya, mengembangkan pikirannya untuk melakukan hal-hal baru dalam hidupnya. Dengan suka cita mereka belajar dengan didampingi seorang guru yang senantiasa sabar menghadapi tingkah laku siswa. Tapi seiring berjalannya waktu, siswa mulai menginjak masa SD kelas 5, 6, SMP maupun SMA, semua kemampuan yang dimiliki saat kecil tidak lagi Nampak. Yang ada sekarang adalah ketidaktertarikan belajar dan ketidakberanian siswa untuk menyampaikan pendapat. Siswa merasa tidak ada gunanya belajar matematika karena dalam kehidupan ini tidak digunakan. Melihat persoalan tersebut maka kita tahu bahwa siswa sangat mempunyai harapan yang besar terhadap pembelajaran yang bias membangun diri mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar