Pages

Rabu, 07 Desember 2011

"Elegi Menggapai "Constructivism as the Epistemological Foundation of Mathematics"

Kontruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri (von Glaserfeld dalam Pannen dkk, 2001:3) Konstruktivisme merupakan landasan bagi suatu pembelajaran matematika dimana membangun pola pikir peserta didik lebih diutamakan dari pada hanya sekedar mentransfer ilmu. Konstruktivisme sebagai landasan dari metode pembelajaran matematika sangat berperan khususnya dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir, menganalisa, dan menemukan sesuatu yang baru dalam pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan begitu matematika akan dirasa bermakna bagi siswa. Sebagai landasan paradigma pembelajaaran, konstruktivisme menyerukan perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembagan siswa belajar mandiri, dan perlunya siswa memiliki kemampun untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.

Vigotsky merupakan salah satu tokoh konstruktivisme yang terkenal. Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997), yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.

1. Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu.

2. Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya (Slavin, 1997). Scaffolding merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk belajar dan memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 07 Desember 2011

"Elegi Menggapai "Constructivism as the Epistemological Foundation of Mathematics"

Kontruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri (von Glaserfeld dalam Pannen dkk, 2001:3) Konstruktivisme merupakan landasan bagi suatu pembelajaran matematika dimana membangun pola pikir peserta didik lebih diutamakan dari pada hanya sekedar mentransfer ilmu. Konstruktivisme sebagai landasan dari metode pembelajaran matematika sangat berperan khususnya dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir, menganalisa, dan menemukan sesuatu yang baru dalam pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan begitu matematika akan dirasa bermakna bagi siswa. Sebagai landasan paradigma pembelajaaran, konstruktivisme menyerukan perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembagan siswa belajar mandiri, dan perlunya siswa memiliki kemampun untuk mengembangkan pengetahuannya sendiri.

Vigotsky merupakan salah satu tokoh konstruktivisme yang terkenal. Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky (Slavin, 1997), yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.

1. Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu.

2. Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya (Slavin, 1997). Scaffolding merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk belajar dan memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar